5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Resesi Global

KrediFazz - Fast Cash Loan - Apps on Google Play

Menghadapi resesi global di tahun 2023 tidak perlu diiringi dengan berbagai kekhawatiran yang berlebihan. Jangan takut tapi tetap waspada dan fokus untuk mempersiapkan kondisi finansial menghadapi badai ekonomi yang sudah pernah dirasakan pada awal tahun 2020 dan 2021.

Beberapa perusahaan memang melakukan efisiensi selama tahun pandemi. Namun, seiring dengan kondisi ekonomi yang membaik, perusahaan-perusahaan yang tadinya melakukan efisiensi justru langsung membuka kembali lowongan baru.

Selain itu tingkat pinjaman tunai bunga rendah dan mudah naik selama masa pandemi. Khususnya untuk kebutuhan produktif seperti modal usaha. Artinya resesi 2023 bukanlah kiamat ekonomi yang dibesar-besarkan oleh media atau influencer tertentu saja.

Nah, supaya kamu bisa tetap survive melewati resesi 2023, ada beberapa hal yang perlu dihindari. 

Terburu-buru Investasi

Apapun yang berkaitan dengan keputusan finansial tidak baik jika dilakukan secara terburu-buru. Investasi memang bisa melawan inflasi namun tetap perlu dipikirkan juga investasi jenis seperti apa yang bisa mengamankan harta dan tabungan kamu.

Beberapa orang memang masih ada yang memilih logam mulia sebagai salah satu instrumen investasi konvensional yang dianggap cukup aman. Namun, jika melihat historis saat pandemi lalu, banyak saham blue chip yang rontok dan diborong oleh warga. Cara itu ternyata berhasil dilakukan untuk mendulang cuan saat krisis. 

Meskipun beresiko namun ada teknik yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi fundamental perusahaan yang hendak dibeli sahamnya. Artinya di setiap krisis selalu ada peluang yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. 

Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang

Saat memasuki masa resesi, jangan terlalu fokus pada jangka panjang terlebih dahulu. Kadang-kadang kita juga perlu rehat sejenak dan melihat sekeliling. Tujuan-tujuan jangka pendek akan lebih mudah dan efektif dikejar saat kondisi resesi. Terutama jika punya usaha, bereskan dulu berbagai persoalan kecil agar bisa melangkah lebih besar lagi. 

Membiarkan Pengeluaran Besar

Jangan membiarkan pengeluaran besar berlanjut sampai resesi terjadi. Efisiensi justru harus dilakukan sebelum resesi tiba.Salah satunya dengan mereview cash flow. Apakah sudah ideal, sebanding, atau justru malah masih lebih besar pasak daripada tiang. 

Menambah Utang Konsumtif

Hindari utang yang sifatnya konsumtif. Misalnya dengan hadirnya iPhone 14 banyak yang tergoda untuk melakukan upgrade. Padahal dari segi fitur tidak banyak hal baru yang ditawarkan. Daripada harus menambah utang konsumtif lebih baik bersyukur dulu dengan apa yang dimiliki saat ini. 

Dana Darurat Kurang Diperhatikan 

Alih-alih memikirkan upgrade ke gadget baru lebih baik memperbesar dana darurat. Dana darurat yang ideal buat seseorang yang masih hidup sendirian atau tidak punya tanggungan paling tidak cukup untuk hidup antara 3 sampai dengan 6 bulan tanpa pekerjaan. 

Sedangkan untuk yang sudah punya keluarga dan pasangan terutama anak, dana darurat yang harus dipersiapkan paling tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok antara 6 sampai dengan 12 bulan.

Mengapa dana darurat penting? Karena saat terjadi resesi, perusahaan biasanya memangkas karyawan. Disitulah dana darurat berperan saat tidak punya pekerjaan, kamu dan keluarga masih tetap bisa bertahan dengan dana darurat yang dimiliki sembari mencari cara lagi untuk mendapatkan sumber penghasilan baru entah membuka usaha atau mencari pekerjaan lain.

Kondisinya kadang-kadang jauh dari yang diharapkan. Saat kondisi darurat namun tidak punya dana darurat itulah yang bisa menjadi masalah pelik. Namun, kamu tetap bisa mengandalkan pinjaman tunai bunga rendah dan mudah dari Kredifazz

Pengajuannya sangat mudah cukup KTP dan selfie saja untuk mendapatkan pinjaman maksimal hingga Rp3 juta. Bunganya transparan dan tidak ada biaya tersembunyi.

Bunga cicilan 0.3% per hari dan bisa memilih opsi tenor hingga 60 hari. Tidak perlu bayar jaminan atau uang muka. Setiap pinjaman akan dipotong biaya admin di muka sebesar 6% dari total pinjaman.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *